Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang dan ikan. Kerupuk kulit atau yang dikenal dengan nama kerupuk rambak adalah kerupuk yang tidak dibuat dari adonan tepung tapioka, melainkan dari kulit sapi, kerbau, kelinci, ayam atau kulit ikan yang dikeringkan
Kulit kelinci selain disamak untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tas, dompet atau aksesoris yang lain, kulit kelinci dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kerupuk rambak kulit. Kulit kelinci mempunyai bulu yang tebal tetapi kulitnya tipis, sehingga penangananannya sedikit berbeda dari kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau, tetapi tahap pembuatannya secara garis besar sama.
Pembuatan kerupuk rambak kulit sangat mudah dilakukan dan tidak memerlukan bahan yang mahal. Proses pembuatan kerupuk rambak kulit pada umumnya adalah pemilihan kulit sebagai bahan baku kulit (harus dari kulit yang sehat, bukan dari ternak yang sakit, kulit bersih dan tidak busuk).
cara membuat kulit rambak kelinci yaitu sebagai berikut:
- pencucian (washing) untuk membersihkan sisa kotoran yang masih menempel, perendaman jika kulit berasal dari kulit awetan atau kulit kering (selama 24 jam dalam air bersih) supaya kulit kering menjadi basah seperti kulit segar
- pengapuran (liming) (direndam dalam larutan kapur tohor (Ca(OH)2 supaya kulit membengkak, lapisan epidermis dan bulu mudah dihilangkan serta untuk menuingkatkan daya kembang dan kerenyahan kerupuk rambak), buang kapur (deliming), mencuci kulit dengan air mengalir supaya sisa kapur hilang, pengerokan bulu (terutama dari kulit sapi, kerbau dan kelinci)
- perebusan (boiling) pada suhu dan waktu tertentu sesuai jenis kulit supaya kulit matang, pemotongan kulit sesuai selera, perendaman dalam bumbu (umumnya adalah garam dan bawang putih), penjemuran dibawah sinar matahari sampai kering
- penggorengan (dilakukan 2 tahap, yaitu dengan minyak yang tidak terlalu panas (suhu 80oC) kemudian dimasukkan dalam minyak yang panas (suhu 100oC) sampai kerupuk rambak kulkit mengembang dengan sempurna.
- Proses selanjutnya yaitu pengemasan dalam kantong plastik serta pemasaran.
Widati dkk (1988) menjelaskan bahwa kulit kelinci yang digunakan sebagai bahan baku kerupuk rambak kulit, sebaiknya proses perebusan selama 60 – 75 menit, memberikan tingkat pengembangan kerupuk rambak kulit kelinci yang paling besar dan pengaruh perebusan tersebut juga akan menurunkan kadar air kerupuk rambak kulit kelinci sebelum digoreng.
Amertaningtyas , Masdiana, Manik., Abdul, dan Khothibul (2009 dan 2010) menjelaskan bahwa pada pembuatan kerupuk rambak kulit kelinci, pengapuran (4%) merupakan cara buang bulu yang lebih baik dan menghasilkan kerupuk rambak kulit kelinci lebih berkualitas dibandingkan dengan cara perebus (suhu 50oC selama 3-5 menit) serta mempermudah pada saat proses buang bulu (pengerokan).Perbedaan teknik buang bulu tersebut memberikan perbedaan kualitas kadar air, daya kembang dan organoleptik (kerenyahan dan rasa) kerupuk rambak kulit kelinci.