Banyak di antara kita yang hanya memelihara kelinci untuk
hobi dan kesenangan saja. Karena lucu, ingin punya binatang peliharaan, namun
ada juga yang mengembangkannya menjadi bisnis. “Dari hobi bisa jadi uang”.
Kelinci memiliki paangsa yang sangat luas, mulai dari anak kecil sampai kakek
atau nenek-nenek. Hal ini disebabkan karena kelinci lucu dan jinak, bahkan bisa
untuk terapi bagi penyakit tertentu.
Di Indonesia peminat kelinci juga sangat luas dari sabang
sampai merauke, walaupun pusatnya terkenal di daerah Bandung, namun di daerah sumatra, kalimantan pun juga banyak, hal ini
bisa dilihat dari paket-paket pengiriman kelinci menuju daerah-daerah tersebut.
Selain kelucuannya (kelinci hias), banyak hal lain yang bisa
menjadikan kelinci ini sebagai peluang usaha. Yang paling sering dimanfaatkan
adalah dagingnya. Dagingnya bisa dijadikan bahan makan seperti sate, siomay,
bakso, abon, dll. Bulunya dapat dimanfaatkan untuk bahan pakaian, syal, tas,
dompet, dll. Urin dan kotorannya juga dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
Harga sate 1 porsi biasanya dijual mulai harga 15.000, pupuk
urin kelinci 1 liternya bisa mencapai 25.000 bahkan lebih. Tas, baju, dompet
pastinya bisa mencapai harga ratusan ribu bahkan jutaan. Selain itu bagi yang
tertarik berbisnis kelinci hias juga mampu memperoleh keuntungan yang cukup
besar. Kelinci hias dewasa biasanya dibandrol mulai harga 250.000-800.000 per
ekornya dan untuk jenis kelinci tertentu seperti holland bisa mencapai harga
jutaan rupiah per ekornya.
Banyak dari pelaku bisnis di bidang ini yang sukses meraih
keuntungan besar. Semua itu bisa dilakukan dalam satu kesatuan yang
terintegrasi. Dengan sistem yang baik akan menghasilkan keuntungan yang
maksimal. Tentu saja butuh proses yang tidak instan untuk memulai bisnis ini,
karena pelaku bisnis harus mengetahui seluk beluk dari kelinci itu sendiri.