Pada halaman facebook 'kelinci' ada sebuah pertanyaan yang diajukan oleh Zulkarnain Pulungan. Dia bertanya: Apa yang dimaksud dengan siklus birahi pada kelinci?
Jawaban:
Yang dimaksud dengan siklus birahi pada kelinci adalah siklus/periode dimana ketika ternak (kelinci) betina akan menerima pejantan untuk melakukan hubungan seksual/ reproduksi. Biasanya Kelinci yang sedang mengalami siklus birahi ini memiliki ciri-ciri: alat kelamin
membengkak, mengibas-ngibaskan ekor,gelisah,sering kencing dan selalu
mengeluarkan suara yang khas. Biasanya ini terjadi pada kelinci selama 2 minggu.
Untuk penjelasan secara ilmiah sebagai berikut:
Siklus birahi ini disebut juga heat atau estrus period (siklus estrus). Menurut perubahan-perubahan yang
kelihatan maupun yang tidak kelihatan selama siklus estrus maka siklus estrus
dibedakan menjadi empat fase yaitu proestrus,
estrus, metestrus/postestrus, dan diestrus. Pembagian yang lain
berdasarkan perkembangan folikel dan pengaruh hormon maka siklus estrus
dibedakan menjadi fase folikuler atau estrogenik yang meliputi proestrus dan
estrus, serta fase luteal atau progestational yang terdiri atas metestrus/postestrus
dan diestrus.
Proestrus
Proestrus merupakan periode sebelum
hewan mengalami estrus yaitu periode pada saat folikel de Graff sedang tubuh
akibat pengaruh FSH dan menghasilkan estradiol dengan jumlah yang semakin
bertambah. Sistem reproduksi melakukan persiapan-persiapan untuk melepaskan
ovum dari ovarium. Folikel atau folikel-folikel (tergantung spesiesnya)
mengalami pertumbuhan yang cepat selama 2 atau 3 hari, kemudian membesar akibat
meningkatnya cairan folikuler yang berisi hormon estrogenik.
Estrogen yang diserap oleh pembuluh
darah dari folikel akan merangsang saluran reproduksi untuk mengalami
perubahan-perubahan. Sel-sel dan lapisan bersilia pada tuba falopii
pertumbuhannya meningkat, mukosa uteri mengalami vaskularisasi, epitel vagina
mengalami penebalan dan terjadi vaskularisasi, serta serviks mengalami elaksasi
secara gradual. Banyak terjadi sekresi mukus yang tebal dan berlendir dari
sel-sel goblet seriks, vagina bagian anterior, dan kelenjar-kelenjar uterus.
Pada sapi dan kuda terjadi perubahan dari mukus yang lengket dan kering menjadi
mukus kental seperti susu, dan pada akhir proestrus berubah lagi menjadi mukus
yang terang, transparan, dan menggantung pada vulva. Corpus luteum dari periode
sebelumnya mengalami vakuolisasi, degenerasi, dan pengecilan secara cepat.
Estrus
Estrus merupakan periode yang
ditandai oleh keinginan kelamin dan penerimaan pejantan oleh hewan betina.
Selama periode estrus, umumnya betina akan mencari dan menerima pejantan untuk
kopulasi. Folikel de Graff menjadi matang dan membesar, estradiol yang
dihasilkan folikel de Graff akan menyebabkan perubahan-perubahan pada saluran
reproduksi yang maksimal. Selama atau segera setelah periode ini terjadi
ovulasi akibat penurunan FSH dan meningkatka LH dalam darah.
Pada
periode ini, tuba falopii mengalami perubahan
yaitu menegang, berkontraksi, epitelnya matang, cilianya aktif, dan sektesi
cairan bertambah. Ujung oviduk yang berfimbria merapat ke folikel de Graff
untuk menangkap ovum matang. Uterus akan berereksi, tegang, dan pada beberapa
spesies akan mengalami oedematus. Suplai darah meningkat, mukosa tumbuh dengan
cepat dan lendir disekresikan. Serviks mengendor, agak oedematus, dan sekresi
cairanya meningkat. Mokosa vagina sangat menebal, sekerinya bertambah, epitel
yang berkornifikasi tanggal. Vulva mengendor dan oedematus pada semua spesies,
pada babi sangat jelas. Pada sapi terdapat leleran yang bening dan
transparan seperti seutas tali
menggantung pada vulva. Pada akhir estrus terjadi peningkatan leukosit yang
bermigrasi ke lumen uterus.
Metestrus/Postestrus
Metestrus merupakan periode segera
setelah estrus, ditandai dengan pertumbuhan cepat korpus luteum yang berasal
dari sel-sel granulosa yang telah pecah di bawah pengaruh LH. Metestrus
sebagian besar berada di bawah pengaruh hormon progesteron yang dihasilkan
korpus luteum. Kehadiran progesteron akan menghambat sekresi FSH sehingga tidak
terjadi pematangan folikel dan estrus tidak terjadi.
Pada periode ini, uterus mengadakan
persiapan untuk menerima dan memberi makan embrio. Pada awal postestrus,
epitelium pada karunkula uterus sangat hiperemis dan terjadi hemoragis kapiler
yang menyebabkan terjadinya pendarahan. Sekresi mukus menurun dan diikuti
pertumbuhan yang cepat dari kelenjar-kelenjar endometrium. Pada pertengahan
sampai akhir metestrus, uterus agak melunak karena otot-ototnya mengendor.
Apabila tidak terjadi kebuntingan maka uterus dan saluran reproduksi yang lain
akan beregresi kekeadaan kurang aktif.
Diestrus
Diestrus merupakan fase terakhir dan terlama dalam siklus estrus ternak-ternak mamalia. Korpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron menjadi dominan. Endometrium menebal, kelenjar uterina membesar, dan otot uterus menunjukkan peningkatan perkembangan. Perubahan ini ditunjukkan untuk mensuplai zat-zat makanan bagi embrio bila terjadi kebuntingan. Kondisi ini akan terus berlangsung selama masa kebuntingan dan korpus luteum akan dipertahankan sampai akhir masa kebuntingan.
Serviks
menutup rapat untuk mencegah benda-benda asing memasuki lumen uterus, mukosa
vagina menjadi pucat, serta lendirnya mulai kabur dan lengket. Apbila tidak
terjadi kebuntingan, maka endometrium dan kelenjar-kelenjarnya beratrofi atau
berregresi keukuan semula. Folikel-folikel mulai berkembang dan akhirnya
kembali ke fase proestrus.
Pada beberapa spesies yang tidak termasuk golongan
poliestrus atau poliestrus bermusim, setelah periode diestrus akan diikuti anestrus. Anestrus yang normal akan
diikuti oleh proestrus. Secara fisiologis, aneastrus ditandai oleh ovarium dan
saluran kelamin yang tenang dan tidak berfungsi. Anestrus fisiologis dapat
diobservasi pada negara-negara yang mempunyai 4 musim, yaitu musim semi dan
panas pada domba serta selama musim dingin pada kuda. Selama anestrus, uterus
kecil dan kendor, mukosa vagina pucat, lendirnya jarang dan lengket, serta
serviks tertutup rapat dengan mukosa yang pucat. Aktivitas folikuler dapat
terjadi dan ovum dapat berkembang tetapi tidak terjadi pematangan folikel dan
ovulasi.